Sabtu, 09 Agustus 2014

Perbedaan AMIN, AMIIN, AAMIN, dan AMIEN

Dalam kesempatan kali ini izinkan saya untuk mengutarakan beberapa penggal pemahaman yang saya dapati dari kata-kata  AMIN, AMIIN, AAMIN, dan AMIEN.

      Riwayat Hadits dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: " Perhatikanlah ketika Nabi Musa a.s munajat kepada ALLAH swt". Lalu ALLAH swt berfirman : " Hai Musa, kelak Aku akan berikan kapada Umat Muhammad saw 4 Huruf: (1) huruf pertama dari kitab Taurat, (2) huruf kedua dari kitab Zabur, (3) huruf ketiga dari kitab Injil, (4) huruf keempat dari kitab Al-Qur'an".  Lalu Nabi Musa bertanya : " Ya Tuhanku, Huruf apakah yang 4 macam itu ?" dan ALLAH swt menjawab:  "ke empat macam huruf itu adalah Alif, Mim, Ya, dan Nun. Yang di singkat menjadi AaMiiN". Maka barang siapa mengucapkan AaMiiN seperti membaca 4 buah kitab-kitab yang di sebutkan di atas, yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an.
1. Maka dikatakannya bahwa Huruf Alif tertulis di Tiang Arsy ALLAH
2. Huruf tertulis di Tiang Kursi,yaitu Huruf Mim.
3. Huruf Ya tertulis di Lauhil Mahfuzh.
4. Huruf Nun tertulis di Batang Qalam .
Kemudian ALLAH swt berfirman : " Saksikanlah oleh kamu sekalian pada saat ini benar-benar Aku telah mengampuni Dosa hambaku,karena memang sifatku Yang Maha Pengampun".

Membaca Aamiin adalah dengan memanjangkan alif (ا) dan mim (م), apabila tidak demikian maka akan menimbulkan arti lain yaitu sebagai berikut.

Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :


1. ”AMIN”
(alif dan mim sama-sama pendek)
artinya : AMAN, TENTRAM
2. “AAMIN”
(alif panjang & mim pendek)
artinya : MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3. ”AMIIN”
(alif pendek & mim panjang)
artinya : JUJUR TERPERCAYA
4. “AAMIIN”
(alif & mim sama-sama panjang)
artinya : YA ALLAH, KABULKANLAH DOA KAMI
Bagaimana dengan pengucapan / penulisan “AMIEN“ ?

          Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena Ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do'a. Sedangkan kata ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno : Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra).

       Marilah kita biasakan menggunakan kaidah bahasa yang benar dan jangan pernah menyepelekan hal yang sebenarnya besar dianggap kecil. Jikalau kita masih banyak kekurangan dalam bahasa, tidak ada salahnya belajar bersama yang memahaminya.
Sahabat, bukan maksud saya untuk mengajari tapi tidak ada salahnya saya membagi Ilmu yang saya dapatkan dari belajar agama. Kita harus hati- hati dalam mengucapkan dan menulis AaMiiN karena kalau salah mengucapkan dan menulisnya secara dengan sendirinya akan berubah makna dan arti. Seperti yang telah kita ketahui lafadz Aamiin diucapkan di dalam dan diluar shalat dalam keseharian ummah.  Di dalam shalat lafadz Aamiin diucapkan ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah pada rakaat ke-1 dan ke-2 shakal magrib, isya, dan subuh. Di luar shalat lafadz Aamiin diucapkan oleh orang yang mendengar do'a orang lain yang dianggap baik dan disetujui oleh si pendengar.
         Sedangkan kata “Aamiin” termasuk isim fiil Amar, yaitu isim yang mengandung pekerjaan. Oleh karena itu, para ulama jumhur mengartikannya dengan Allahummas istajib (ya Allah ijabahlah). Dengan demikian, inilah yang paling kuat dibanding makna-makna lainnya seperti bahwa Aamiin adalah salah satu nama dari Asma Allah Subhanahu Wata’alaa.

Semoga bermanfaat.


Sumber: dari berbagai sumber.